Saturday, October 27, 2012

Ya, Allah, jangan jadikan ku seperti Samiri dan pengikutnya…


Jalan yang kutempuh ini, di atas Jembatan, bernama dunia. Nabi Isa as pernah bersabda jangan membangun sesuatu apa pun di atasnya, sebab kita hanyalah berjalan melewatinya, tugas kita adalah menjalani kehendak-Nya dan menjadi hamba-hamba-Nya bukan membangun suatu apapun di atasnya.
Sejak zaman nabi Musa as, Tuhan telah menetapkan sebuah “Criterion” atau “al-Furqan” atau panduan dasar bagi pembeda antara yang benar dan yang salah yang tidak akan lekang oleh zaman dan belum ada suatu dalil pun yang menegaskan bahwa ketetapan pertama ini telah dicabut  pada wahyu-wahyu berikutnya melainkan Allah terus-menerus memperingatkan atau memfirmankan demi mengingatkan manusia kembali akan “Criterion” ini. (Lihat alBaqara:51-53, Ali Imran: 2-3,  Araf: 144-145, al-Anbiya: 48-50, al-Furqan: 1)* Ini artinya suatu konsistensi Wahyu Illahi yang terwahyukan dan terekam dalam jejak peradaban manusia.
  1. Tuhan Maha Esa.
  2. Jangan menyekutukan Tuhan.
  3. Jangan sembarangan menyembah atau menyebut nama Tuhan.
  4. Mengingat hari ke-tujuh (Sabat/Sabtu) (Meliburkan para pekerja, berlibur kerja dari 6 hari kerja dan banyak beribadah pada hari libur ini)
  5. Menghormati orangtua
  6. Jangan membunuh
  7. Jangan berzina
  8. Jangan mencuri
  9. Jangan berdusta/memfitnah
  10. Jangan menginginkan hak dan kepunyaan orang lain
Kisah Samiri yang tertuang baik dalam Taurat maupun al-Qur’an memberikan hikmah luarbiasa bagaimana bani Israil yang diberikan begitu banyak cobaan dan Tuhan selalu mengabulkan doa serta permohonan mereka supaya dibantu dan diberkati. Tetapi apa yang terjadi? Begitu Allah menetapkan bahwa Musa mesti pergi ke Gunung Sinai dan sebagai pengganti kepemimpinannya atau keimamannya adalah nabi Harun as, sebagian kelompok dalam umat nabi Musa as menganggap keputusan tersebut berbau nepotisme karena putra dari bani mereka tidak  mendapat kedudukan yang pantas. Maka, diprovokasi dan dipimpin oleh Samiri yang disebut Musa as sebagai saudara (tapi sayang nya berkhianat), mereka mengacuhkan keimaman Harun as, membuat patung lembu yang bisa bersuara dan memujanya.

Sekarang mari kita lihat Qur’an surah Anfal (94-110) [lihat catatan kaki], bahwa apa yang terjadi pada zaman Musa as bukankah tidak mustahil tidak terjadi juga pada zaman Muhammad saw, karena Allah sendiri yang berfirman dan memperingatkan Rasulullah saw? Betapa banyak yang akan berpaling sepeninggal beliau, bahkan langsung saja terjadi ketika jenazah beliau belum dikafani. Astaghfirullahalaziim!

 

Tentu, menyekutukan Tuhan pada zaman umat Muhammad saw menjadi lebih canggih bukan lagi memuja berhala seperti lembu. Berhala yang bernama Kekuasaan dan Harta Benda. Menguasai sebanyak mungkin tanah, wilayah, bangsa-bangsa dan negara-negara. Belum lagi, dengan bangga justru mengklaim apa yang telah dibangunnya sebagai diberkati Allah swt (nauzubillahiminzalik!), berikutnya dengan bangga menganggap “membantai” musuh-musuhnya adalah jihad dan perbuatan mulia, memfitnah ke sana ke mari dan akhirnya merampas hak-hak orang lain (hak berbudaya dan bertradisi sesuai asal-muasal nenek-moyang mereka, bahkan hak menjalankan  ibadah sesuai keyakinannya sebagaimana Allah telah menjaminnya dalam alQur’an).
Roh memang penurut (kuat), tetapi daging itu lemah (mudah kalah), sabda nabi Isa as dalam Injil. Betapa sering kita merasa kita telah menjadi seorang beriman, menganggap agama yang kita anut paling sempurna dan paling benar, mazhab yang kita taati paling sesuai salafus-sholeh atau kita merasa sudah mengikuti teladan ahlulbayt dengan baik.  Lihat saja banyak orang berada di jalan mazhab cinta pun masih terperosok,  menjadi zalim lebih zalim daripada laknatnya kepada kaum zalim pada saat Ashura, apalagi yang bebal seperti para pengikut Samiri yang sedang tren saat ini: betapa mereka diagung-agungkan sebagai yang paling saleh, seolah mereka bersih seperti malaikat.  Astaghfirullah…Astaghfirullah…Astaghfirullah…Di kalangan bani Israil tidak sedikit yang alim mengaji Taurat dan Mazmur, tetapi sebagian mereka itu hatinya tetap keras membatu; di kalangan kaum Nasrani tidak sedikit yang alim mengaji Mazmur dan Injil, tetapi sebagian mereka itu hatinya tetap keras membatu, begitu pun mereka yang telah menerima kenabian Muhammad saw, tidak sedikit yang alim mengaji Qur’an  tetapi sebagian dari mereka ini justru hati mereka begitu dingin, begitu keras, dan begitu bebal. Naudzubillahi min zaliik.
Di tangan siapakah gerangan ketetapan itu berasal, dari Tuhan sajakah atau juga dari manusia?


Jalan yang kutempuh ini, bukan berdiri atas suatu bangunan di atas jembatan sementara ini, itulah agama yang lurus: agama Ibrahim adalah agamaku, agama Musa adalah agamaku,  agama Daud adalah agamaku, agama Yesus adalah agamaku, agama Muhammad adalah agamaku. Taurat, Zabur, Injil dan Qur’an  bahkan kitab-kitab Hindu menyebutnya agama yang tunduk dan damai dan berserah sepenuhnya kepada Tuhan YME: Islam bahasa singkatnya. Bukan sekedar Islam suatu omongkosong, suatu bangunan, suatu masjid, suatu organisasi, atau suatu mushaf alQur’an, suatu pakaian berjubah berniqab dan berpendek di atas mata kaki, suatu suara azan, suatu ritual di mesjid-mesjid, atau suatu apapun yang sekedar materi! Melainkan sepenuhnya suatu jalan meliputi materi, esensi, substansi, dan yang lebih penting adalah yang berada dalam kalbu: ketundukan itu sendiri. Betapa hatiku, jiwaku, rohku dapat menggebu-gebu saat mendengar firman-Mu dan ingin segera menaati lagi menjalankannya, tetapi hawa-nafsuku seringkali menguasaiku – kekuasaan, uang, melihat orang-orang secara umum dan secara mayoritas tidak berada dan tidak mendukung dan tidak bersamaku di Jalan ini (padahal Engkau seringkali menegaskan di Jalan ini hanya sedikit sekali orang yang mau mengikuti) . Betapa keegoisanku, dan keinginan tetap meng-aku-kan segala sesuatu dst itu  akhirnya mengalahkan hatiku yang cenderung kepada-Mu dan segala ketetapan-Mu. Oh!

Ya, Allah jangan jadikan aku seperti Samiri, dan jangan jadikan aku seperti para pengikut Samiri, tatkala Muhammad saw telah tiada dari hadapan mataku bahkan aku belum pernah berjumpa dengannya, aku justru semena-mena kepada ketetapan-Mu yang disampaikan kepada sabda baginda saw.


Ya, Allah jadikanlah aku seperti pengikut nabi Nuh as yang tidak peduli cemoohan dan fitnahan mereka yang mengatakan ini tidak masuk akal, itu sesat, ini gila, itu bodoh, dsb sehingga pada saatnya bencana banjir itu tiba, aku telah berada dalam bahtera-Mu bersama mereka yang Engkau pilih : Duhai, sebab Engkau saja-lah penolongku dan melalui Engkau saja-lah kudapatkan pertolongan. Ridhoi dan bimbinglah aku masuk dan teguh memasuki bahtera-Mu.
Amiin ya rabbal alamiin

dari postingan  ~ Amin yra. Chen Chen, hamba-MU yang fakir ~
http://gayatriwedotami.wordpress.com/

Saturday, October 13, 2012

# memory masa kecil...




30 Thn yg lalu, ku lahir di Takit, masa kanak2 ku di daerajh Takit, sampai aku jg pernah sekolah SD di walangku, tp karna nasib sejak umur 7 thn ama ke dua ortu aku pindah ke banjarmasin kota smpai menamatkan kuliah disana. skrg ku berada di samarinda - kaltim karna bersuami dan bekerja di sini. 

Namun ga pernh hilang di ingatan ku bahwa ku pernah punya kampung halaman yg org lain tidak pernah merasakan seusian ku itu, main hujan bereng, main pondokan dengan daun2 pisang dan daun taraf, saat sungai surut berjam2 main pelosotan dan perahu- perahuan.... karena rambut ku yang panjang dan selalu dikepang 2, andalan sudah di jadikan pengantin wanita imoet dari teman2 ku, main pengantin2 yang di arak dijalan raya....wakkekekek...lucu ya, aku memang generasi anak Takit zaman dulu h3h3hehehehehe...

SD Pamarangan Kiwa, hahaa,
aku angkatan pertama sekolah disana, masih ingat ku bermain tali ulai, bedaprak, main kasti, dll... Btw, dan pa kabarnya Bu Ratna ya...??? apa beliau baik2 aja....
Guru pertama dalam hidup ku yang mengajari ku tentang pengenalan lingkungan sekolah.... 
Pa kabarnya semua teman2 ku disana, love you All... ku nga pernah lupa kalian semua... pasti pada punya anak semua sekarang...dan ku harap kalian sehat wal'afiat semua... 

(sambil pengeng kepala mengingat nama teman2..) 
* gayah, ida, ayie - kk dr Bastari Obscura, faridah, aisyah, ijah, ubin kk - Rudini Sembilan Tujuh, cowo nya jg ada.... juga anak2 tiwah... yadi, mira, yanto, ulai,...aduh siapa lagi lah.... 

ku pasti akan ke sana lagi, buat berkunjung ataupun ber zarah ke makan bapak, nenek, kayi, atau datu2 ku..... walaupun ku datang ke sana dengan suasana dan kondisi yang berbeda... 

#bersambung.....

Saturday, October 06, 2012

Emosional Kerja


Kedisiplinan, komitmen juga loyalitas adalah harga mati dalam bekerja... emosi dan semangat yg tinggi juga diperlukan namun tidak mesti harus berkata kasar dalam memerintah.. disisi lain jg harus diingat bahwa seseorang yang dewasa adalah sikap, bukan umur yang bertambah..., mau tegas bukan berarti meluntarkan kata-kata yang kasar atau mau membikin orang takut mendengarkan nya...terkadang orang lain, tidak mau melawannya bukan berarti takut Namun malas memperpanjang masalah itu saja. Kenapa tidak memilih jadi pribadi yang sopan, baik, menyenangkan dan bersahabat saja...
 

Kualitas Pribadi yang Disukai

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna. (Einstein)
Untuk menjadi manusia yang berguna bagi orang lain, ada baiknya anda memperhatikan beberapa kualitas pribadi yang disukai di bawah ini :

1. Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
2. Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahan hati justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
4. Bersikap Positif
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
5. Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. Bertanggung Jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
7. Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Berjiwa Besar
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.**

Thursday, October 04, 2012

10 Permintaan Iblis yang diKabulkan Allah SWT


 Murtakibudz Dzunub - Ini sebuah cerita renungan yang menurut saya wajib dibaca. Ceritanya Rasulallah sedang berbicara kepada iblis dan bertanya apa saja permintaan iblis yang sampai saat ini dikabulkan Allah SWT.
Ada 10 permintaan iblis yang dikabulkan Allah.
“Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?”
“10 macam”
“Apa saja?”
1. Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman,
“Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)
“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.
2. Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.
3. Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.
4. Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.
5. Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.
6. Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.
7. Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.
8. Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.
Allah swt berfirman,
“Orang -orang boros adalah saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).
9. Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.
10. Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.
Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat.
Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”
Iblis berkata : “Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda.
Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun…!!!
Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.
Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.”
Rasulullah SAW lalu membaca ayat :
“Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 – 119)
juga membaca,
“Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab : 38)
Iblis lalu berkata:
“Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.

Sampaikanlah risalah ini kepada saudara-saudara kita, agar mereka mengerti dengan benar, apakah tugas-tugas dari Iblis atau Syaithan tersebut. Sehingga kita semua dapat mengetahui dan dapat mencegahnya dan tidak menuruti bisikan dan godaan Iblis atau Syaithan. (Sumber)